Fenomena Feminisme Menurut Perspektif Epistemologi Al-Jabiri
Main Article Content
Abstract
Budaya patriarki yang berkembang di Barat sangat bertentang dengan ajaran Islam dimana penghormatan terhadap kaum wanita itu setara dalam tatanan sosial untuk berkontribusi dalam berbagai bidang. Feminisme dalam Islam sebagi diskusi tentang pentyetaraan kaum wanita dan pria dalam tatanan sosial. Urgensi dalam kajian ini untuk meninjau isu tersebut dalam pandangan Islam kontemporer dari pemikiran Al-Jabiri. Penelitian ini merupakan studi pustaka dengan jenis kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji epistemologi Al-Jabiri dalam kaitannya dengan fenomena feminisme. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa feminisme jika dilihat dari sudut pandang epistemologi Al-Jabiri, khususnya bayani, feminis dalam arti mengungguli laki-laki sebagaimana feminisme barat, tidak sesuai dengan konsep hakikat manusia yang ada dalam nash baik al-Qur’an maupun hadis. Sedangkan feminisme Islam berusaha merekonstruksi hasil dan produk ulama klasik dengan mengkaji tafsir Alquran atau Hadits yang dianggap sudah tidak relevan lagi dengan dunia kontemporer. Dalam epistemologi Irfani feminisme dipandang sebagai nilai-nilai kemanusiaan berdasarkan hati nurani. Selain itu, nilai-nilai etika dan moral diimplementasikan dalam konteks konsep spiritual yang terdiri dari kebaikan yang disepakati semua orang (ma'ruf), kebaikan yang hanya bisa dirasakan oleh individu (khair), kebahagiaan (sa'adah) dan tindakan kebaikan mereka (Fadhilah). Terakhir, dalam epistemologi Burhani dapat dikatakan bahwa feminisme merepresentasikan perubahan sosial dan dalam praktik kehidupan sosial yang terjadi di masa nabi Muhammad Saw serta diakui untuk menempatkan perempuan pada kedudukan yang setara dengan laki-laki.